sedapnyeeee

Selasa, 3 Julai 2012

Menyibak Makna Déjà vu

Kita pasti pernah mengalami suatu kejadian yang membuat kita merasa bahwa kejadian itu pernah terjadi sebelumnya. Terkadang kita bertanya apakah ini adalah pertanda, reinkarnasi, atau sesuatu yang akan menjadi perubahan dalam diri kita.  Bahkan kita seringkali berpikir kapan peristiwa ini terjadi, di mana peristiwa ini terjadi, bagaimana keadaan saat itu dan lain sebagainya.




Begini ceritanya.........

Déjà vu berasal dari bahasa Prancis, yaitu deja artinya telah atau sudah, sedangkan vu(e) (ajektif) yang artinya tampak atau kelihatan secara keseluruhan.  Déjà vu merupakan suatu ungkapan untuk menyatakan sesuatu yang sudah pernah dilihat, bukan hal baru. Déjà vu diartikan sebagai sebuah perasaan aneh yang menyatakan bahwa peristiwa baru yang sedang kita rasakan sebenarnya pernah kita alami jauh sebelumnya. Seringkali kita menjadi penasaran setelah merasakan hal yang disebut-sebut sebagai Déjà vu tersebut. Mau tau apa penyebabnya, check this one out.

Déjà vu  disebabkan adanya jeda pada saat otak kita menangkap informasi dari mata. Ketika kita melihat sebuah benda, orang atau ruangan, sebenarnya kedua mata kita tidak melihat objek tersebut secara bersamaan, melainkan bergantian (kanan terlebih dahulu atau kiri terlebih dahulu). Saat proses penyampaian informasi dari salah satu mata kita ke otak, terjadilah jeda dalam penyampaian informasi tersebut dari mata yang lain ke bagian otak yang sama. Ada saat yang bersamaan jika kondisi fisik dan psikis kita lelah, otak yang mendapati jeda terlalu lama akan “nge-hang”. Akibatnya otak salah merespon, bukan menyerap informasi secara benar, tetapi mengira objek yang dilihat oleh satu mata terlebih dahulu itu sebagai objek yang lalu padahal itu adalah objek yang sama namun dilihat tidak bersamaan oleh mata.

Namun, pendapat ini dibantah karena ternyata orang buta pun dapat merasakan sensasi Déjà vu melalui indra penciuman, pendengaran dan perabaannya. Selain itu juga ditemukan orang-orang penderita Déjà vu kronis yang seringkali tidak melakukan hal yang sebaiknya ia lakukan karena merasa pernah melakukannya sebelumnya. Bantahan ini menyebutkan bahwa Déjà vu meningkat seiring bertambahnya usia dan adanya  penyakit-penyakit degeneratif seperti Alzheimer yaitu kehilangan atau rusaknya sel-sel paad dentate gyrus (sebuah bagian yang terkait dengan ingatan pribadi manusia) yang membuat kita sulit menentukan apakah sesuatu itu baru atau lama.

Adapula yang menyatakan bahwa Déjà vu itu sendiri mungkin terjadi secara kebetulan ketika sebuah peristiwa yang dialami seseorang serupa atau mirip dengan gambaran yang pernah dibayangkan. Déjà vu pun menjadi semakin sulit untuk diteliti penyebab sesungguhnya karena Déjà vu merupakan hal yang terjadi secara spontan dan tidak dapat diperkirakan. Walaupun begitu, kita sebagai manusia harus selalu siap dan berpikir positif juga bersemangat dalam menjalankan segala aktivitas kita dengan atau tanpa kita merasa kejadian itu pernah terjadi sebelumnya.


Tiada ulasan:

Catat Ulasan